Minggu, 19 Desember 2010

AYO BERHENTI MEROKOK SEKARANG !!!

Tulisan ku ini terinspirasi dari pesan seorang ayah ku 'apa" begitu kami memanggilnya kepada adek laki-laki ku satu-satunya. Pesannya sangat mulia dan baik sekali "jangan merokok karena merusak kesehatan, kalau sudah mencoba sangat sulit untuk menghentikannya, jangan seperti Apa nanti menyesal".

Alhamdulillah sekali, adek ku mendengar pesan "Apa", dan insyaallah sampai hari ini tidak pernah merokok. Kadang-kadang ibu ku "Ama" bertanya dengan penuh kelembutan seperti biasanya "Adet pernah coba-coba untuk merokok atau pernah ingin mencobanya?". Jawaban adek ku selalu sama "tidak".

Pesan ayah ku ada benarnya juga, karena memang sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut, dengan berbagai alasan tak bisa, pusing kalau tidak merokok, ada yang kurang jika tidak merokok, dan sebagainya. Kami sekeluarga pernah mencobanya, tapi berhasilnya hanya satu atau dua bulan saja. Ternyata perjuangan kami masih harus dilanjutkan!!!! Memang  sih kalau diperhatikan ayahku tidak perokok berat, paling satu hari tidak bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Kadang-kadang kami tertawa sambil bercanda "Apa ni lucu, anak dilarang merokok tapi Apa sendiri merokok". Akan tetapi, kami terus mengingatkan supaya segera berhenti, karena bagaimanapun semuanya dikembalikan lagi kepada si perokok tersebut mau atau tidak.

Dengan tulisan ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya. Apakah kita selama ini sebagai pelaku, orang yang ingin sekali mengajak orang-orang terdekat , orang yang kita sayangi untuk segera berhenti merokok. Dan yang paling penting adalah kita harus terus mencoba, mengajak tanpa bosan dan lelah, tanpa mengenal kata-kata menyerah demi kebaikan. Go go chaiyo! Insyaallah.

Beberapa waktu yang lalu, kita semua melihat dan mendengar berita tentang terkuaknya kasus seorang bocah 4 tahun yang merokok membuat prihatin berbagai pihak. Ini menandakan bahwa perang melawan rokok di negara kita Indonesia masih amat panjang, karena banyak sekali kerikil dan jalan berliku yang harus kita lalui, ditambah lagi adanya penentangan dari pihak-pihak yang merasa di untungkan akibat munculnya budaya merokok.

Timbulnya budaya merokok, maka beban berat harus kita pikul secara bersama-sama. Dari aspek kesehatan misalnya. Kita bisa bayangkan berapa besarnya angka penderita gangguan jantung dan paru pada masa akan datang. Dari segi ekonomi, milyaran rupiah terbuang sia-sia setiap harinya hanya untuk memperoleh kenikmatan sesaat dari rokok. Dari segi sosial, perokok yang kerap mengepulkan asap disembarang tempat, berpotensi memicu kemarahan dan kekesalan orang lain. 

Di Indonesia jumlah perokok yang tidak pernah turun merupakan problem tersendiri dari upaya perang melawan rokok di Indonesia. Berdasarkan hasil statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2008, Indonesia menempati di jajaran 10 besar negara dengan jumlah perokok terbanyak, tepatnya diurutan ketiga setelah China dan India sebanyak 65 juta atau 28% dari jumlah penduduknya. Ironisnya lagi, dari jumlah tersebut, perokok anak/remaja dan bahkan perempuan terbilang cukup tinggi, yakni 13,5% dan 4,5%. Artinya apa? dapat dikatakan bahwa dari setiap 4 orang Indonesia, ditemukan seorang perokok. Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak dari Indonesia, jumlah perokok hanya 19%, padahal 4 dekade yang lalu, perokoknya mencapai 42 %. Namun kini jumlah tersebut berhasil digerus sedikit demi sedikit berkat pengetatan promosi rokok dan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat.

Di Indonesia, rambu-rambu soal rokok untuk membatasi jumlah perokok sangat diperlukan. Namun, semua peraturan dan rambu yang dibuat sepertinya jalan ditempat. Misalnya, pemerintah belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Masalah Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Padahal, dengan ratifikasi konvensi ini, peluang untuk memperketat promosi dan peredaran rokok yang dalam UU Kesehatan padal 113 atau 2 dimasukkan dalam zat adiktif, akan terbuka lebar. Negara lain sudah meratifikasi, seharusnya pemerintah Indonesia tegas. Apalagi sebagai negara yang memiliki masalah kesehatan sebagai upaya untuk mengurangi dampak buruk rokok pada kesehatan.
Menurut Dr. Kartono Mohammad "Masalah kursial dalam pengawasan tembakau di Indonesia adalah perlawanan dari industri rokok dan resistensi juga datang dari Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia yang dimanfaatkan industri rokok."
Pemerintah kita lebih melindungi pemilik modal ketimbang rakyatnya dan terbuai, alasannya dengan meratifikasi FCTC akan mematikan industri rokok, mematikan petani tembakau, buruh rokok, dan pedagang asongan. Perlu kita ketahui bahwa kenyataannya, sekarang ini sebagian tembakau diimpor. Pemerintah kita masih mengandalkan cukai rokok sebagai salah satu pendapatan negara, padahal hanya Rp 50 - Rp 60 triliyun seakan-akan tanpa cukai ini negara kita akan berhenti, tapi untuk biaya kesehatan akibat rokok jauh lebih besar sekitar  Rp 180 triliun, jadi 3 atau 4 kali lipat. Sesungguhnya cukai rokok tersebut masyarakatlah yang membayarnya, bukan industri rokok. Jika pemerintah ingin menaikkan cukai, naikkan saja harga rokoknya, sehingga masyarakat berfikir dua kali untuk membeli rokok.

Terkait petani tembakau, seberapa banyakkah petani tembakau kita? Apakah tidak ada tanaman lainnya yang memiliki nilai finansial yang tinggi dari tembakau? Bukankah negara kita, tanahnya subur?

Terkait masalah pabrik rokok, seberapa jumlah pekerja dan volume produksinya? Jangan-jangan industri besar justru menguasai pasar rokok di negeri ini telah melakukan mekanisasi pabriknya. Memang ini perlu kajian lebih transparan dan jelas. Jika kita nilai, kalau memang membuat usaha atau menjual barang yang bisa meracuni masyarakat, kenapa tidak dialihkan pada usaha yang lebih bermanfaat.

Di seluruh dunia, Indonesia bersama negara Afrika (Zimbabwe, Nigeria, dan Sudan) yang belum meratifikasi FCTC. Menyedihkan sekali, padahal negara kita adalah negara yang ikut andil merancang dan melahirkan konvensi tersebut. 

Indonesia adalah negara yang paling rendah cukai rokoknya. Singapura, Malaysia, dan Thailand cukai rokoknya tinggi, dan mereka menikmati pendapatan cukai serta tetap melindungi rakyatnya dari dampak buruk rokok.

Trend usia perokok makin muda. Bila usia muda telah merokok, bisa saja untuk berprestasi, untuk bertahan hidup mungkin sulit karena parunya sudah rusak. Anak-anak juga harus kita lindungi, karena mereka juga berhak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat. Sumberdaya manusia harus dijaga, bukan untuk diracuni. Bahkan seorang bapak yang merokok sekaligus tidak menginginkan anaknya jadi perokok. Artinya di dalam hati nurani mereka menyadari bahwa merokok tidak benar dan merusak. Begitu juga perokok perempuan yang jumlahnya juga meningkat, padahal akan mempengaruhi proses kehamilan. Ditambah lagi, bahwa kenyataannya konsumen rokok terbesar adalah masyarakat menengah ke bawah, dimana merokok adalah komoditas kedua setelah makan dibandingkan beli susu, telur, ikan, dan lain-lainnya.

12 RONGRONGAN KESEHATAN KARENA MEROKOK

WHO memprediksikan, tahun 2010 hobi merokok dilakoni oleh 1,45 milyar dan 1,5 - 1,9 milyar orang dalam waktu 15 tahun ke depan. Menurut WHO disamping kanker paru, ada 12 gangguan akibat rokok, yaitu:
  1. Merontokkan Rambut. Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit, misalnya lupus erimatosus yang dapat menyebabkab kerontokan rambut, luka/bisul atau sariawan di mulut, ruam di wajah, kulit kepala dan tangan. 
  2. Katarak. Semburan zat kimia beracun dari asap rokok mengiritasi mata atau menghambat aliran oksigen dalam darah ke mata.
  3. Keriput. Asap rokok membakar protein dan merusak Vitamin A yang memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran darah. Kulit perokok, khususnya di sekitar mata, bibir menjadi kering, kasar, dan bergaris.
  4. Merusak Pendengaran. Rokok menyebabkan plak di pembuluh darah sehingga mengganggu aliran oksigen dalam aliran darah yang menuju ke telinga dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada mereka yang tidak merokok, serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang dapat komplikasi, misalnya meningitis dan kelumpuhan otot wajah. 
  5. Merusak Gigi. Zat kimia beracun asam rokok menimbulkan plak yang aktif berkontribusi merusak gigi.
  6. Emfisema. Pecahnya kantong pernapasan yang mengurangi kapasitas paru menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Pada kondisi eksrtim, penderita emfisema memerlukan oksigen trakhseostomi yaitu pemasangan pipa terbuka pada trachea untuk membantu masuknya udara ke dalam paru agar tetap bisa bernafas.
  7. Osteoporosis. karbon monoksida yaitu zat kimia utama yang keluar dari knalpot kemdaraan dan asap rokok mempunyai daya ikat lebih besar terhadap sel darah merah daripada oksigen, mengurangi daya angkut oksigen sekitar 15%. Akibatnya, densitas tulang para perokok menurun sehingga lebih mudah rusak dan membutuhkan waktu 80% untuk sembuh. Perokok juga lebih mungkin menderita sakit tulang belakang.
  8. Sakit Jantung. Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah yang daktor terbesarnya adalah asap rokok. Berbagai studi membuktikan merokok mempercepat denyut jantung dan menaikkan tekanan darah (hipertensi) dan menyumbat pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
  9. Tukak Lambung. Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri penyebab tukak lambung sekaligus kemampuan lambung untuk menetralisir asam sehabis makan. Tukak pada perokok lebih sulit diobati dan lebih mudah kambuh.
  10. Kanker Rahim dan Keguguran. Merokok meningkatkan resiko kanker leher rahim (serviks) dan kanker rahim, serta merusak kesuburan wanita dam menyebabkan komplikasi kehamilan. Merokok selama kehamilan mempertinggi resiko berat lahir bayi rendah, yang mengakibatkan bayi rentan berbagai gangguan kesehatan. Keguguran resikonya dua sampai tiga kali lebih sering pada perokok.
  11. Kelainan Sperma. Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma, yang kemudian menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat. Merokok juga mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis yang dapat menyebabkan andropause dan impotensi.
  12. Penyakit Burger. Merupakan peredangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan secara keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak ditangani, penyakit Burger dapat menyebabkab gangren (pembusukan jaringan tubuh), yang hanya dapat dihentikan penyebarannya dengan amputasi. 
BERHENTI MEROKOK SEKARANG, ATAU.....

Anda masih merokok hari ini? Jika ya, segera fikirkan untuk berhenti. Memang tidak bisa instan, apalagi sifat rokok yang adiktif. Tapi, bila mempunyai niat dan tekad yang kuat untuk berhenti, harapan untuk menikmati hidup sehat terbuka lebar.
Agar dapat berhenti merokok, selain dukungan dari dalam diri, faktor lingkungan juga ikut berperan. Kadang yang membuat perokok kembali merokok adalah pengaruh teman. Kalau bertemu temannya yang masih merokok maka keinginan untuk kembali mencicipi rokok muncul kembali. Faktor yang paling menentukan adalah niat dari perokok itu sendiri, serta motivasi dari lingkungan terdekat terutama keluarga, karena berhenti merokok adalah proses merubah dari merokok menjadi tidak merokok.

Perlu diketahui adalah nikotin dalam batang rokok, selain racun juga merupakan sumber kecanduan. Pada saat orang merokok, terjadi pelepasan nikotin. Di otaK, nikotin akan melepas DOPAMIN yang memberikan rasa nyaman dan rasa nikmat. Kalau DOPAMINNYA AKTIF, muncullah rasa nyaman, maka si perokok mulai merokok lagi, begitu seterusnya. 

Faktor keberhasilan untuk berhenti merokok adalah:
  1. Seberapa ketergantungan perokok terhadap nikotin
  2. Dari diri sendiri (motivasi dan keinginan) perokok
  3. Lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan sosial
  4. Memperhatikan faktor pengacau, seperti sebagian perokok ada yang melihat asbak saja, sudah ingin merokok atau melihat temannya yang merokok sudah timbul lagi keinginan untuk merokok kembali  
 TIP DAN TRIK AGAR BERHASIL BERHENTI MEROKOK

  1. Niat yang kuat ingin berubah dan jadikan berhenti merokok sebagai suatu trend, berhenti merokok juga pilihan untuk seumur hidup
  2. Hargai hidup. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan itu mahal. Mungkin, merokok saat ini efeknya belum juga dirasakan, mungkin 5, 10 atau 20 tahun lagi. Jangan menunggu sampai terasa, kalau sekarang sudah ada niat, segera buktikan, jalani dengan sukarela dengan ikhlas, tidak karena paksaan
  3. Kalau seseorang sudah menunjukkan tanda ingin berhenti, yang harus dilakukan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya adalah dengan mendukung sepenuhnya, baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan nyata. Keluarga harus jadi satpam yang  mengawasi setiap saat dan setiap waktu, serta tidak pernah lelah.
  4. Bagi yang sudah berhenti lalu kambuh lagi, harus diingatkan bahwa berhenti merokok bukan percobaan sekali, tetapi bisa berkali-kali baru benar-benar bisa berhenti.
  5. Tanamkan dari diri kita masing-masing bahwa kita harus menjadi teladan yang baik bagi lingkungan keluarga terutama kepada anak-anak kita dan lingkungan sekitar kita, serta timbulkan kesadaran bahwa kita sayang dengan diri kita, istri, anak dan peka terhadap lingkungan.

LABEL "LIGHT" MENIPU!!!!

Label "Light" itu tidak lebih dari promosi yang menyesatkan, tetap saja berbahaya. Label "Light" adalah bentuk kenakalan produsen rokok seolah-olah dengan adanya lebel tersebut, bisa ditoleransi, padahal bias. Tidak ada kandungan rokok yang ringan, semuanya racun, dan sekali merokok akan jadi adiksi sehingga sulit sekali menghentikannya.

Banyak perokok yang merasa bahwa dengan merokok jenis "Light", dirinya akan aman. Padahal, semua itu tipuan produsen rokok, agar jumlah perokok semakin banyak. Jadi masih percaya label "LIGHT"???????








                                    1.  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar